KALIBANDUNG - Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) menegaskan pentingnya pemanfaatan teknologi digital di desa sebagai langkah strategis menuju transformasi menjadi desa cerdas. Kepala Badan Pengembangan dan Informasi (BPI) Desa dan Daerah Tertinggal, Mulyadin Malik, menyampaikan bahwa digitalisasi merupakan tahapan mutlak yang harus dilalui setiap desa jika ingin menyandang predikat “desa cerdas”.

“Kalau mau jadi cerdas, desa cerdas, maka tahapan yang harus dilalui, tidak bisa tidak, dia harus dia digital dulu,” ujar Mulyadin mengutip dari ANTARA, Kamis (25/6).

Mulyadin menjelaskan, penerapan teknologi digital perlu dilakukan secara menyeluruh di berbagai sektor kehidupan desa, termasuk dalam pelayanan publik, pengelolaan lingkungan, hingga pemberdayaan masyarakat. Menurutnya, desa yang mampu memanfaatkan digitalisasi secara optimal akan secara otomatis memasuki gerbang sebagai smart village.

Sebagai langkah konkret untuk mempercepat proses digitalisasi di desa, Kemendes PDT melalui BPI saat ini tengah menyelenggarakan Lomba Desa Digital Tahun 2025. Kompetisi ini menjadi sarana untuk menjaring desa-desa yang telah menerapkan digitalisasi dalam tata kelola pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan.

Lomba Desa Digital 2025 mengusung tema “Bangun Desa, Bangun Indonesia”, sebagai cerminan komitmen nasional dalam memperkuat fondasi pembangunan dari tingkat desa. Melalui ajang ini, diharapkan semangat inovasi dan penggunaan teknologi informasi dapat tumbuh merata di seluruh pelosok negeri, mempercepat terwujudnya desa-desa cerdas yang tangguh dan mandiri.